-
Senin, 07 Desember 2009
TUGU PAHLAWAN
Monumen yang terkenal dengan tragedi pada tanggal 10 November 1945 ini membuat Surabaya terkenal sebagai kota Pahlawan. Itu merupakan salah satu alasan mengapa Tugu Pahlawan dibangun. Walaupun banyak patung-patung pahlawan dan monumen lainnya di Surabaya, yang satu ini paling penting. Kalau dilihat - lihat oleh orang awam, Tugu Pahlawan terlihat seperti pensil raksasa setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 10 bidang yang bertempat di Taman Kebonrojo(tengah - tengah kota Surabaya) berseberangan dengan Kantor Gubernur Jawa Timur di Jl. Pahlawan.
Tugu Pahlawan bukanlah suatu benda seni atau mungkin dekorasi, bukan pula sesuatu yang istimewa, akan tetapi dirancang dengan arsitektur yang sederhana namun kokoh. Monumen ini menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November. Dimana pada tahun 1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan saat itu.
Siola
Gedung ini dahulu bernama WHITE LAIDLAW. Dari atas gedung ini dahulu para pejuang Surabaya menahan serangan Sekutu yang datang dari Utara. Akibat pertempuran yang sengit antara pejuang Indonesia dengan pasukan Sekutu, maka pada tanggal 10 November 1945 gedung telah terbakar habis, dibumi hanguskan oleh pejuang-pejuang Surabaya.
Gedung Nasional Indonesia
Sejak berdirinya pada zaman Belanda, menjadi Pusat Pergerakan Nasional. 25-27 Agustus 1945 di Gedung ini dibentuk Komite Nasional Indonesia dan BKR. Pada tanggal 21 Sept, 1945 gedung ini digunakan mempersiapkan rapat samodra bersejarah untuk menentang larangan Kempetai. Disini terdapat makam Budi Utomo bersamaDr. Wahidin Sudirohusodo. Atas jasanya beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia.
MUSEUM MPU TANTULAR
Museum Mpu Tantular berlokasi di Jl. Taman Mayangkara berseberangan dengan pintu masuk Kebun Binatang, sebuah etnographik dan archeologi museum. Berisi koleksi dari masa prasejarah, batu pusaka, dan masa Majapahit, China, Annamase, Keramik Majapahit, tokoh-tokoh wayang, foto Kota Surabaya masa lalu, alat-alat pembuatan batik kuno, mata uang, pahatan kayu, dan teknologi kelautan sekitar tahun 1893. Buka setiap hari pk. 08.00 - 14.00.
BALAI PEMUDA
Salah satu bangunan bersejarah yang dilindungi oleh pemerintah. Dulunya gedung ini milik suatu perkumpulan ornag Belanda yang bernama "De Simpangsche Societeit". Dan merupakan pusat rekreasi untuk berpesta ria, dansa, dan lain sebagainya. Hingga kini gedung yang terletak di jantung kota ini berdiri megah, di dalamnya terdapat riwayat sejarah arek - arek Suroboyo.
Tidak hanya untuk berpesta ria, sekarang gedung ini digunakan untuk kegiatan - kegiatan sosial dan merupakan pusat kegiatan apresiasi seni dan budaya seniman/seniwati Surabaya (atau PPKS).
JEMBATAN MERAH
Di sekitar jembatan merah inilah terjadi pertempuran yang paling seru di pulau Jawa. Pertempuran Surabaya ini mulai berkobar pada tanggal 10 November 1945, tidak sampai tanggal tiga bulan setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di Jakarta dan di dalam pertempuran Jembatan Merah inilah Brig. Jend. Mallaby tewas. Tidak jauh dari jembatan ini terdapat perkampungan China (China Town), suatu daerah yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang berkonstruksi khas China. Daerah ini merupakan pusat perdagangan yang paling padat.
Minggu, 06 Desember 2009
CIPUTRA WATERPARK SURABAYA
Warga Surabaya mungkin sering bete mikirin tempat liburan yang asik bareng temen2 atau keluarga. Mall lagi.. mall lagi, bosen ! Ke Bonbin ? Liat margasatwa disana juga mungkin sudah banyak yg pernah.
Gimana kalo main air ? Pasti beda toh. Di Surabaya ada lho waterpark terbesar di Indonesia, namanya Ciputra Waterpark. Lokasinya agak jauh sih di ujung Surabaya Barat, masuk2 ke kompleks elit Citraland.
Waterpark bernuansa petualangan Sinbad ini bertarif 65 ribu dalam masa2 liburan.Kalau hari2 biasa lebih murah sih. Triknya, kalau mau lebih murah lagi bisa beli beli di agen2 travel yg menjajakan diskon tiket waterpark di sepanjang HR Mummad dan Bukit Darmo Golf Boulevard.
Ciputra Waterpark memiliki beberapa wahana air yang asik. Selain kolam-kolam yang besar dengan ombak-ombak artifisial, waterpark ini juga memiliki perosotan air yang memompa adrenalin untuk menantang gaya gravitasi. Berani ?
Kamis, 03 Desember 2009
Patung Budha 4 Wajah
Melihat patung Buddha empat muka ini berdiri dengan megahnya di salah satu sudut Pantai Ria Kenjeran Surabaya, mengingatkan pada patung yang sama di Thailand, yang menjadi salah satu obyek wisata paling banyak dikunjungi, Erawan Shrine. Tapi ternyata patung di Surabaya ini lebih tinggi daripada di Thailand. Mengagumkan!
Patung setinggi sembilan meter ini menempati area seluas 225 meter. Begitu menjulang dan makin megah karena bahannya dilapis dengan emas murni. Pelapisnya sendiri langsung didatangkan dari Thailand. Hmm..pantas saja, informasi yang saya dapat biaya pembuatan patung ini mencapai lebih dari 4 milyar rupiah.
Patung menempati sebuah bangunan semacam stupa, dimana Sang Buddha duduk di singgasananya. Jika dihitung, tinggi patung dan stupa mencapai 36 M. Karena ada empat muka, mungkin Anda bingung, mana yang disebut sebagai bagian depan. Gampang kok ternyata.Wajah yang menghadap depan adalah yang tangannya memegang tasbih.
Patung ini memiliki filosofi empat kebaikan Budhda, yaitu Buddha adalah welas asih, murah hati, adil (tidak memihak) dan meditasi. Tak heran, jika patung ini juga menjadi salah satu tempat berdoa bagi umat beragama Buddha.
Patung Buddha Empat Muka baru diresmikan pada tahun 2004. Dengan kemegahan dan spektakulernya bangunan, patung ini bisa jadi salah satu obyek wisata menarik Di Surabaya. Nah di Thailand saja menjadi yang paling banyak dikunjungi kan?
Food Festival Pakuwon City
Pusat makanan terlengkap di Surabaya timur, dengan berbagai menu pilihan mulai dari makanan khas Jawa Timur , tahu telur, soto madura, sate ayam pasuruhan, penyetan, makanan khas Jawa tengah seperti gudeg ada juga tersedia makanan khas jakarta, soto betawi. dan masih banyak menu pilihan sperti bakso, pisang goreng, aneka jus buah segar, aneka kopi, serta berbagai menu pilihan chinese food & sea food.
Berita terkini:
Nikmati sensasi Naik Balon udara menikmati indahnya kota Surabaya di ketinggian 40 m.
jangan lewatkan berbagai atraksi dah hiburan seperti becak mini, kuda poni, kereta wara-wiri, rodeo.
ikuti lomba Talent Hunt : modeling, singer, dancer, fashion ilustration. total hadiah puluhan juta rupiah dan yang pasti juri-juri yang sangat berkompeten di bidangny
Loop Surabaya
Loop merupakan salah satu tempat makan sekaligus hangout bagi kawula muda Surabaya hadir di Surabaya Barat. Tempat itu bernama Loop yang menempati area di jalan Lingkar Dalam Barat Graha Family Surabaya. Suasana alami karena berada di ruang terbuka (outdoor), ditambah sajian menu makanan yang variatif membuat tempat makan ini layak menjadi alternatif tujuan wisata kuliner bersama keluarga.
LOOP Graha Famili menempati lahan seluas 8.300 m2 terdiri atas 20 stand dengan sajian aneka menu makanan dari western, middle east, Chinese food, hingga menu asli Indonesia. Areanya dibagi menjadi 6 zona, yaitu CityZone, RockZone, JungleZone, HillZone, ValleyZone, dan RiverZone.
Lokasi ini cukup menarik karena didesain dengan konsep taman yang berjajar melingkar Sebagaimana namanya Loop yang menurut arti kata berarti putaran atau melingkar. “Loop ini memang dikonsep untuk tempat hangout anak muda Surabaya yang berkelas,” ujar Harto Laksono, Manager Marketing Graha Famili.
Meski tempat makan ini baru buka pada Desember 2009, namun ternyata mampu menyedot perhatian luas dari para pengunjung yang rata-rata kelas menengah atas. Maka jangan heran jika datang ke tempat ini, Anda akan menemukan lebih banyak rentetan mobil mewah di arena parkir. Ini menunjukkan bahwa Loop Graha Famili memang salah tempat makan dan hangout yang berkelas.
Mutu Berkualitas
Loop Graha Family menyajikan makanan dan minuman bervariasi. Makanan diolah dengan lezat sehingga anda dapat memilih dan menentukan sendiri jenis makanan dan minuman di setiap stand.
Di setiap stand Anda akan disambut oleh pelayan yang ramah-ramah. Mereka akan menawarkan kepada Anda menu spesial lengkap dengan harganya. Jika tertarik, Anda bisa langsung duduk di kursi hidangan yang sudah disediakan. Namun, jika tidak Anda bisa meneruskan perjalanan menikmati suasana di Loop Graha Famili.
Berbagai variasi makanan disediakan di Loop Graha Famili. Yang suka masakan Jepang bisa mengunjungi HillZone yang menyediakan aneka makanan khas Jepang seperti Salmon Sashimi, Absolut Salmon, Rainbow Rall, dan Kakatoa.
Anda juga bisa menikmati aneka steak spesial seperti Melty Cheese, yang merupakan steak dengan bahan dasar daging impor Australia dipadu keju Mozarela. Selain itu, menu spesial lain adalah Luigi Original Steak yang merupakan steak dengan bahan dasar daging lokal.
Untuk jenis makanan Singapura, Anda bisa mencicipi masakan negeri singa itu, di antaranya adalah menu spesial Singapura Bak Kut Teh.
Anda juga bisa mengunjungi stand Ayam HOT 9 yang menyediakan ayam goreng hijau, nasi goreng lada hitam, dan nasi goreng ikan pe pedas. Stand ini memili menu andalan berupa ayam hot 9 yang memiliki ciri khas pada sambalnya yang tiada duanya.
Harga Terjangkau
Harga makanan di setiap stand tergolong murah untuk tempat makanan berkelas seperti ini. Di stand minuman angsle misalnya, Anda cukup merogeh kocek Rp. 8000 untuk per satu mangkuknya.
Di stand lain, seperti Sushisu harganya memang bervariatif. Di stand ini dijual beraneka macam masakan Jepang berjenis sushi. Yang paling spesial ada empat. Yakni Rainbow Rall dengan harga Rp. 45.000 per porsi. Kakatua dengan harga Rp. 30.000 per porsi.
Selain itu, ada juga Spesial Nigeri atau biasa disebut Absolut Salmon dengan harga Rp. 18.000 per porsi. Satu lagi yang menjadi menu andalan yakni Salmon Sashimi dengan harga 43.000 per porsi. Jenis yang terakhir ini, termasuk yang paling disukai pengunjung.
Silvi (25), salah satu pengunjung di stand Sushisu mengaku sangat menyukai masakan Salmon Sashimi. Ia mengaku setiap malam minggu, senantiasa menyempatkan diri untuk menyantap hidangan ini. “Enak, dan kaya gizi, Mas,” ujar Silvi yang malam itu datang bersama pujaan hatinya.
Selain itu, masih banyak stand-stand makanan dan minuman lainnya yang bisa memanjakan lidah Anda. Tentu, dengan harga yang cukup terjangkau. (n sir)
Zona & Stand di Loop Graha Famili
CITY ZONE
Holland Bakery
Menu andalan: Bakery
Jam Buka: 10.00
Betaus
Menu Andalan: BBQ Pork Rib
Jam Buka: 18.00
Harga : Rp 12.000 – Rp. 85.000
D’Plaat
Menu andalan: Hollands Pannekoeken, Ice Cream, Salade & Sup
Jam Buka: 18.00
Harga : Rp. 20.000 – Rp. 50.000
Luigi’s Steak
Menu andalan: Steak & Burger
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 18.000 – Rp. 42.000
VALEY ZONE
Angde
Menu Andalan: Angsle, Ronde, Pangsit Mie Ujung Pandang
Jam Buka: 18.00
Harga : Rp. 7.000 – Rp. 15.000
Hot 9
Menu andalan: Indonesian Food: Nasi/Ayam Hot 9
Jam Buka: 11.00
Harga : Rp. 10.000 – Rp. 17.000
Bali Box
Menu andalan: Masakan Khas Bali
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 15.000 – Rp. 25.000
RM. IE Hua
Menu andalan: Chinese Food (Bakwan Goreng Babi/ayam)
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 20.000 – Rp. 30.000
HILL ZONE
Goota & Chubo-chubo
Menu andalan: Pizza, Steak, Omurice, Pirafu, Chickhen Katsu, Bubur Aburamen
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 10.000 – Rp. 150.000
Seng Fatt
Menu andalan: Singapore Steam Boat
Jam Buka: 18.00
Harga : Rp. 7.000 – 60.000
Brood & Broodjes
Menu andalan: Hot Dog & Hamburger
Jam Buka: 18.00
K Patats
Menu andalan: French fries dengan aneka mayonese
Jam Buka: 18.00
ROCK ZONE
Sushico
Menu andalan: Japanese Food
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 15.000 – Rp. 50.000
Sahara & Sisha Café
Menu andalan: Masakan Khas Timur Tengah
Jam buka: 18.00
Harga: Rp. 4.000 – Rp. 40.000
Frangipani
Menu andalan: Indonesian Food
Jam Buka: 11.00
Harga: Rp. 15.000 – Rp. 35.000
Delicious
Menu andalan: Ice Cream & Dessert
Jam Buka: 18.00
Mariana Resto
Menu andalan: Masakan Khas Surabaya (Bakso Kikil, Rujak Tolet)
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 10.000 – Rp. 25.000
JUNGLE ZONE
Chocolate Drop
Menu andalan: Signature Ice Chocolate, Marsmallow Hot Chocolate
Harga: Rp. 15.000 – Rp. 38.000
Forget Me Not
Menu andalan: French Toast, Tortilla, Vietnam Noodle
Jam Buka: 18.00
Harga: Rp. 15.000 – Rp. 30.000
Hotel Tunjungan Plaza
Lokasi Tunjungan Hotel memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk pelancong bisnis dan liburan. Berlokasi di distrik pusat bisnis, orang akan menemukan banyak tempat-tempat eksotis untuk pergi.
Tunjungan Hotel menyediakan fasilitas lengkap seperti ruang pertemuan elegan dan multi fungsi aula untuk mengadakan seminar, pernikahan, pesta, restoran China dan Japanesse.
Untuk mereka yang membutuhkan penyegaran, eksklusif kolam renang, pusat kebugaran dan Excutive aula musik yang tersedia.
Standar internasional kami pusat bisnis, asisten menawan kami siap untuk melayani orang yang membutuhkan sekretaris kantor.
Tunjungan hotel ini pilihan
"tempat terbaik untuk tinggal di Surabaya".
SURABAYA PLAZA HOTEL
Salam dari Surabaya Plaza Hotel!
Surabaya Plaza Hotel adalah bintang empat dan non-merokok pertama hotel di Surabaya. Hal yang strategis terletak di jantung kota, tepat di tengah-tengah pusat perbelanjaan, kawasan bisnis, kantor-kantor pemerintah dan fasilitas hiburan. Hanya 30 menit dari bandara internasional dan dengan akses yang mudah ke yang terkenal World Trade Center, pusat perbelanjaan Surabaya Plaza dan beberapa lapangan golf internasional, adalah hotel yang sempurna untuk keperluan bisnis dan liburan wisatawan.
Sebagai satu-satunya All-Suite Kamar Hotel di kota, kami menyediakan 210 kamar tamu mulai dari kita lebih dari ukuran kamar standar ke Presidential Suite. Semua jenis kamar dilengkapi dengan fasilitas internet gratis.
Tujuan kami adalah untuk menyenangkan setiap individu kebutuhan, seperti banyak dengan akomodasi kami sebagai dengan semua layanan lainnya.
TUNJUNGAN PLAZA - TP 1,2 & 3
Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Surabaya kalau harus melewatkan sebuah pusat perbelanjaan terbesar yang berdiri sangat megah di jantung kota ini. Untuk belanja oleh-oleh atau sekedar jalan-jalan, tempat ini sangat cocok bagi Anda untuk mengisi liburan.
Berada di lokasi strategis, tepat di Jl. Basuki Rahmat 16-18 serta terletak di kawasan hotel berbintang menjadikan plasa ini sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Plasa ini terdiri dari empat blok yaitu Tunjungan Plasa 1, Tunjungan Plasa 2, Tunjungan Plasa 3 dan Tunjungan Plasa 4 dimana keempat blok tersebut terhubung satu sama lain seolah-olah menjadi satu sehingga terlihat sangat besar dan lapang. Dengan desain koridor berbentuk spiral membuat para pengunjung tertarik untuk terus berjalan di depan etalase hingga tidak terasa akan sampai ke lantai paling atas, walaupun juga disediakan eskalator. Ini menarik sekali.
Di Pusat perbelanjaan ini banyak sekali counter-counter menawarkan produk dan jasa yang ditampilkan dalam suasana yang eksklusif dan nyaman. Terdapat swalayan yang menjual segala kebutuhan rumah tangga, beberapa dept store dengan produk fashionnya, café, restoran, sampai counter otomotif ada di sini.
Setelah puas berbelanja atau berjalan-jalan, di lantai 5 Anda bisa menikmati film-film terbaru yang di putar setiap hari di Cineplex 21 dengan 4 studio bertata suara digital. Atau kongkow-kongkow melepas lelah di pusat jajanan Food Court yang luas dan lapang dengan aneka menu mulai rujak cingur, chinesse food hingga fast food semua ada di sini dengan harga yang terjangkau membuat taman hidangan ini selalu ramai setiap saat. Jika Anda membawa putra-putri, ajaklah bermain-main di pusat mainan anak-anak Funpolis dengan koleksi permainan yang beragam dan modern pasti membuat putra-putri Anda betah untuk menghabiskan waktu di sini.
Di lantai 6 terdapat Convention Hall yang cukup besar, dengan interior yang menawan tempat ini biasanya digunakan untuk ajang pameran seperti campus expo, pameran interior, pameran komputer atau bisa juga disewa untuk resepsi pernikahan.
Tunjungan Plasa bisa dijangkau dari segala arah. Banyak sekali angkutan kota yang melintas di depan pusat perbelanjaan ini. Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, tersedia areal parkir yang cukup luas dengan sistem pengamanan yang memadai.
SUTOS *
Surabaya Town Square
JL. ADITYAWARMAN
SURABAYA
Sutos merupakan salah satu mall yang menjadi tujuan banyak orang untuk berekreasi bersama teman- teman dan rekan kerja. Mall Sutos memiliki hal yang berbeda dimana hal itu menjadi daya tarik Mall Sutos. Dimana dari desain layout mall yang lebih cozy dan tersedianya bioskop XXI 3D yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Sutos.
SUTOS XXI
HTM :
Rp 30.000,- (Sabtu/Minggu/Libur)
Nomat :
Rp 20.000,- (Senin s/d Jum'at)
Khusus 3D Rp 25.000,-
(Senin-Kamis), 35.000,-
(Jumat) dan Rp 50.000,-
(Sabtu/Minggu/libur)
*harga bisa berubah sewaktu-waktu
BOEN BIO, Jalan Kapasan.
Dibangun 1906, diresmikan 1907. Mulanya bernama BOEN TJHIANG SOE berlokasi di Kapasan Dalam. Atas saran Kang Yu Wei yang datang ke Surabaya pada 1904, kelenteng khusus Konghuchu ini dipindahkan ke Jalan Kapasan.
BOEN BIO terkenal karena menjadi pusat perjuangan umat Konghuchu pada masa Orde Baru agar diakui sebagai agama resmi. Setelah Orde Baru tumbang, Konghuchu kembali diakui sebagai agama keenam.
Pada era revolusi, BOEN BIO juga menjadi tempat pengungsian penduduk. Konon, pernah ada bom yang dijatuhkan di dekat kelenteng, tapi tidak jadi meledak. Aktivitas BOEN BIO selalu padat sejak dulu. Mulai sekolah minggu, kebaktian Minggu (anak dan dewasa), akupunktur, hingga bakti sosial.
Sanggar Agung - Pantai Ria Kenjeran
Menarik karena lokasinya di laut, kalau air pasang. Ada patung besar Dewi Kwan Im dan ukiran-ukiran Tionghoa yang bagus. Satu kompleks dengan Pantai Ria Kenjeran, objek wisata pantai Surabaya. Banyak sekali fasilitas pariwisata yang sangat menarik.
Mula-mula ada kelenteng di Kenjeran bernama KWAN IM BIO (kalau tak salah). Kemudian pengusaha Soetiadji Yudho, bos PT Granting Jaya, pemilik Pantai Ria dan Hotel Pasar Besar, mengembangkannya menjadi SANGGAR AGUNG.
Kelenteng ini sangat tekenal, selain lokasinya strategis, juga karena sering menggelar even-even besar. Beberapa kali ada pemecahan rekor nasional Muri (Museum Rekor Indonesia) di SANGGAR AGUNG. Pak Soetiadji juga melengkapi kompleks ini dengan membangun rupang Buddha Empat Muka.
Jembatan Suramadu
Sejarah Awal Pembangunan Suramadu
Sejarah Panjang Membentang Impian
JAWA TIMUR kini tengah melaksanakan pekerjaan besar, pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Jembatan modern yang nantinya bisa menjadi ikon serta landmark yang membanggakan. Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungkan Surabaya di Jawa dan kota Bangkalan di Madura. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu akan menjadi pembangkit perubahan bagi Madura. Bagaimana gagasan pembanganan Jembatan Suramadu bermula, kita perlu menengok sejarahnya.
Di tahun 1960-an, Prof. Dr. Sedyatmo (alm) mengusulkan sebuah ide mengenai hubungan langsung antara pulau Sumatera dan Jawa. Sebuah ide dan teroboson 'berani' di zaman itu. Ide itu ternyata mendapat respon. Sebagai tindak lanjut, tahun 1965 dibuatlah uji coba desain (jembatan Sumatera-Jawa (Jembatan Selat Sunda) yang dibuat di Institut Teknologi Bandung (ITB). Gagasan dan konsep-konsep pengembangan jembatan antar pulau selanjutnya disampaikanlah kepada Presiden RI Soeharto awal Juni 1986.
Bulan Februari 1986, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bertemu dengan delegasi dari perusahaan perdagangan Jepang. Kemungkinan kerjasama proyek-proyek di Indonesia pun dibahas. Gayung pun bersambut. Para delegasi Jepang tersebut menyatakan memberi angin positif untuk kerjasama dalam proyek hubungan langsung Jawa-Sumatera-Bali.
Pemerintah Indonesia juga semakin bersemangat melakukan persiapan. Atas dasar konsep-konsep dari Prof. Sedyatmo, Juni 1986, Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) BJ Habibie. Kajian awal kemungkinan hubungan langsung antarpulau Sumatera-Jawa-Bali pun dilakukan.
Proyek ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti. BPPT diberi tugas melakukan studi terkait dengan kondisi alam, sedangkan Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melakukan studi tentang sosio-ekonomi dan implementasi. Di waktu yang sama, delegasi Jepang yang dipimpin Dr. Ibukiyama datang ke Indonesia untuk melakukan kajian awal. (JIF), sebuah forum kerjasama yang dibentuk perusahaan swasta Jepang dan BPPT mengusulkan untuk menyelanggarakan seminar di Jakarta sebagai usaha mempromosikan proyek Trinusa Bima Sakti. Seminar dengan judul "Japan-Indonesia Seminar on Large Scale Bridges and Under Sea Tunnel" dilaksanakan di Jakarta, 21-24 Japan-IndonesiaScience and Technoloy Forum September 1986. Seminar tersebut kemudian dilanjutkan dengan serangkaian studi pendahuluan hingga tahun 1989. Karena studi tersebut mencakup hubungan tiga pulau atau lebih, nama proyek disempurnakan menjadi "Proyek Tr i Nusa Bima S a k t i dan Penyeberangan Utama". Dari kajian-kajian yang dilakukan, yang dianggap layak untuk segera diimplementasikan adalah hubungan langsung Jawa-Madura/ Bali.
Waktu terus bergulir. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan BPPT, Desember 1986, secara terpisah menyampaikan proposal terkait proyek Tri Nusa Bima Sakti kepada Bappenas dan Sekretariat Kabinet (Setkab). Di saat yang sama, hasil kajian yang dipimpin oleh Dr. Ibukiyama juga dikirimkan ke Bappenas dan Setkab.
Tujuh bulan kemudian, dalam rapat tahunan JIF yang membahas kerjasama teknik, perwakilan dari Jepang menyetujui mengirimkan dua tenaga ahli, yaitu ahli Geologi dan ahli Vulkanologi. Mereka bertugas membantu BPPT melakukan kajian tentang kondisi alam. Sementara untuk studi sosio-ekonomi dan implementasi, DPU dibantu seorang ahli bidang Perencanaan Transportasi dan Rekayasa Jembatan/ Terowongan. Dalam perjalanan waktu, muncul kendala dalam pengadaan tanaga ahli Geologi untuk jangka panjang. Delegasi Jepang (Kementerian Trasportasi) mengusulkan pemikiran di mana survei geologi dilaksanakan setelah didapat hasil kajian tentang prospek perencanaan transportasi dan perencanaan konstruksi jembatan/ terowongan.
Tindak lanjutnya, Juli 1988, Mr. Furuya Nobuaki, ahli transportasi dan rekayasa jembatan/ terowongan dari Badan Otorita Jembatan Honshu-Shikoku mulai berkantor di DPU. Kemudian bulan Oktober 1988, Mr. Kobayashi, ahli dari Perusahaan Umum Pembangunan Jaringan Kereta Api Jepang menginjakkan kaki di BPPT.
Selanjutnya, Desember 1988, dilakukan kesepakatan antara DPU dan BPPT tentang kajian bagi proyek tersebut. DPU bertanggung jawab melaksanakan studi sosio-ekonomi, termasuk di dalamnya estimasi kebutuhan lalulintas, sambil melakukan kemitraan dengan instansi lain. Sedangkan BPPT bertugas melaksanakan studi pengembangan teknik dan kondisi alam. Dari kesepakatan itu, sebuah komite akan dibentuk agar pelaksanaan studistudi tersebut berjalan efektif.
Perjalanan kemudian sampai di 9 Januari 1989, saat dibentuk untuk Proyek Tri Nusa Bima Sakti dan Penyeberangan Utama yang terdiri dari :
Ketua
Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro
Deputi Adm. BPPT
Ketua I
Ir. Ruslan Diwiryo
Deputi Pengembangan Wilayah Bappenas
Ketua II
Ir. Suryatin Sastroamijoyo
Dirjen Bina Marga, DPU
Pra Studi Kelayakan Jembatan Suramadu
Langkah kemudian pun semakin konkret dengan dilaksanakannya Preliminary study on Pra Studi Kelayakan Jembatan Suramadu Surabaya-Madura Bridging Project oleh JIF dan BPPT atas biaya dari pihak Jepang, Maret-Oktober 1990. Hasilnya diperoleh rekomendasi penting, bahwa dengan kondisi Surabaya sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Jakarta, serta industri ekspor sistem padat karya, maka pengembangan pulau Madura menjadi kunci pokok dalam perluasan kota metropolitan Surabaya. Melihat potensi pengembangan yang tinggi, maka pembangunan Jembatan Suramadu menjadi penting. Rekomendasi ini kemudian menjadi titik penguat untuk melakukan studi teknis dan studi pendukung lainnya. Studi ini berlangsung tahun 1990 hingga 1995. BPPT pun menyiapkan biaya dari anggaran Daftar Isian Proyek (DIP).
Akhirnya, 14 Desember 1990 Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura dan Pengembangan Kawasan dikukuhkan sebagai proyek nasional melalui penerbitan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang sekaligus memutuskan untuk membentuk tim yang terdiri dari:
Menhankam, Menkeu, Men. PU, Menperin
Menhub, Menparpostel, Mentamben,
Menneg.PPN/Ketua Bappenas, Menpera,
1. Tim Pengarah
Ketua Tim Pengarah :
Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Kepala PPT
Anggota :
Menneg.KLH, Panglima ABRI, KS TNI AL, Ketua BPN, Ketua BKPM, Koordinator Proyek.
Sekertaris tim pengarah
DeputiKetua Bidang Administrasi BPPT.
2. Tim Pengawas
Ketua Tim Pengawas :
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur
Anggota TimPengawas :
Instansi-instansi terkait yang diangkat/ diberhentikan oleh Ketua TimPengawas.
3. Koordinator Proyek
Koordinator Proyek :MohammadNoer, yang dibantu oleh para pembantunya yang diangkat olehKoordinator Proyek Berdasarkan SK Menneg. Ristek/Ka. BPPT No: 283/M/BPPT/VI/91, telah ditunjuk PT Dhipa Madura Pradana (PT DMP) sebagai Pelaksana Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura dan Pengembangan Wilayah bekerjasama dengan institusi terkait.
Selanjutnya PT DMP membentuk Konsorsium Indonesia yang terdiri dari: PT Jasa Marga, BPIS, PT SIER, dan PT BUKAKA. Selain itu juga dibentuk Konsorsium Jepang yang terdiri dari: Mitshubishi Corp, Itochu, Shimizu, Long Term Credit Bank (LTCB). Rapat pertama tim pengarah yang dilaksanakan Maret 1991, memutuskan pembinaan koordinasi proyek ini dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. Agenda selanjutnya dibuat rencana kegiatan oleh pelaksana proyek. Terkait dengan tinggi bebas dan bentang bersih jembatan (clearance) jembatan, dikoordinasikan dengan Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Departemen Perhubungan.
Di rapat kedua, Maret 1992, tim pengarah meminta agar PT DMP segera menyelesaikan Feasibility Study dan Bankable Proposal. Rapat juga memutuskan agar BPPT membantu DPU dan PT DMP dalam melaksanakan studi teknis jembatan yang meliputi survei, engineering design dan pengujian. Dan di rapat ketiga tim pengarah, Maret 1994, DPU menyatakan kesiapannya untuk mendukung proyek ini dengan menyiapkan PSDPU (Prasarana dan Sarana Dukungan Pekerjaan Umum). Pihak PT DMP kemudian diminta segera menyelesaikan Action Program yang baku beserta studi lingkungan untuk pengembangan kawasan dan studi resettlement. Selain itu BUMNIS/ BUMD juga akan diikutsertakan dalam proyek ini sebagai pemegang saham.
Setelah memasuki rapat keempat, April 1995, Konsorsium Jepang diminta segera mengusahakan pendanaan. Sementara PT DMP diminta segera menyelesaikan pembebasan tanah untuk keperluan kawasan. Pelaksanaan proyek di lapangan selanjutnya dibawah tanggungjawab DPU.
Krisis Moneter Yang Menunda
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 menunda sejumlah proyek besar, salah satunya Jembatan Suramadu
Namun, malang tak dapat ditolak. Semangat berletup untuk segera mewujudkan proyek besar ini harus redup sesaat. Krisis ekonomi yang melanda Asia Tenggara, juga menerpa Indonesia. Kondisi ekonomi pun menjadi carutmarut. Krisis yang tak mampu ditepis membawa efek domino yang berakibat langsung pada rencana pembangunan jembatan Suramadu. Dengan kondisi ini, dalam sidang kabinet 16 September 1997, pemerintah memutuskan untuk menunda pelaksanaan pembangunan beberapa proyek besar termasuk rencana pembangunan jembatan Suramadu. Penundaan tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1997, tanggal 20 September 1997, tentang Penangguhan/ pengkajian kembali proyek pembangunan BUMN dan swasta yang berkaitan dengan Pembangunan/ BUMN.
Penundaan ini dimaksudkan untuk mengamankan kesinambungan perekonomian dan jalannya pembangunan nasional. Proyek Jembatan Surabaya-Madura termasuk dalam daftar proyek yang ditangguhkan. Namun bukan berarti proyek ini berhenti. Dalam Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1998 tentang prioritas program infrastruktur, dinyatakan apabila pembangunan Jembatan Surabaya-Madura akan dilanjutkan, maka kegiatan tersebut harus masuk daftar prioritas infrastruktur yang dikoordinasikan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Sebuah perubahan kemudian terjadi. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Juni 1998, menyatakan pelaksanaan proyek pembangunan jembatan Surabaya-Madura tidak lagi melibatkan PT DMP. Untuk itu perlu dilakukan dievaluasi kembali tentang adanya konsorsium baru, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Upaya Provinsi Jawa Timur
Meneruskan Cita-cita Pembangunan
Semangat desentralisasi yang tertuang dalam UU Nomor 22/1999 tentang Otonomi Daerah, tanggal 7 Mei 1999, memberikan kewenangan kepada daerah dalam hal ini Propinsi Jawa Timur untuk berperan dalam Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Pada bulan Desember 1999 dilakukan rapat koordinasi antara Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, PT. Jasa Marga dan Koordinator Proyek di Surabaya: Kesepakatan yang didapat pada pertemuan tersebut adalah:
Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur bermaksud untuk mengambil alih tanggungjawab pelaksanaan proyek Jembatan Suramadu dari Departemen Pekerjaan Umum pada bulan September 2000. PT. Jasa Marga akan bertindak sebagai fasilitator dalam melakukan evaluasi biaya investasi dan penyelenggaraan jalan tol untuk Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Untuk itu PT. Jasa Marga akan membantu mengevaluasi aspek investasi dengan skema Special Yen Credit, Soft Loan atau Modifikasi Investasi. Sesuai dengan semangat reformasi masyarakat Madura menginginkan dilaksanakannya redesign terhadap jembatan Suramadu. Engineering Design Jembatan beserta hasil pengujian dan studi pendukung lainnya yang telah ada, akan diminta dari BPPT dan Departemen Pekerjaan Umum untuk memudahkan dalam kegiatan Kaji Ulang Studi Kelayakan (Review Feasibility Study) dan redesign jembatan.
Melalui Surat Gubernur Jatim Nomor:602/1746/201/2001, tanggal 11 Oktober 2001 dan Nomor: 602/2332/201.3/2001, tanggal 26 November 2001, Pemerintah Jawa Timur mengajukan Permohonan Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Suramadu dan Pencabutan Keputusan Presiden RI nomor 55 Tahun 1990.
Selain itu, 14 Januari 2002 dilakukan sosialisasi pembangunan jembatan Suramadu oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo di depan alim ulama dan tokoh masyarakat Madura di Pamekasan. Rencana melanjutkan kembali pembangunan Jembatan Suramadu ini direspon dan sambutan yang sangat baik dari masyarakat Madura. Mereka juga mengharap kesungguhan pemerintah pusat dalam rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Selain itu Bupati / DPRD diharapkan mengantisipasi selesainya pembangunan jembatan ini dengan tata ruang, perencanaan ekonomi, serta rencana induk pembangunan Pulau Madura dengan tepat. Langkah pemerintah provinsi ini dijawab oleh Pemerintah Pusat melalui Surat Menteri Negara Ristek/ Kepala BPPT kepada Presiden RI, No: 07/M/I/2002, tanggal 23 Januari 2002, perihal Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Suramadu, yang menyatakan dukungan penuh atas langkah nyata yang diambil oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Melalui surat tersebut juga dinyatakan perlunya diterbitkan Keputusan Presiden baru untuk menyatakan bahwa proyek Jembatan Suramadu adalah termasuk proyek prioritas dan sekaligus mencabut Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990.
Titian Perjalanan Baru
Kepres 79 / 2003 merupakan titian awal dimulainya kembali pembangunan Jembatan Suramadu
Seiring membaiknya situasi perekonomian, maka keluarlah Keputusan Presiden Nomor 79 tanggal 27 Oktober 2003 tentang pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang menyatakan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu dapat dilanjutkannya kembali.
Dalam Keputusan Presiden tersebut juga dinyatakan pembangunan Jembatan Suramadu dilaksanakan sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri, perumahan dan sektor lainnya dalam wilayah kedua sisi ujung jembatan. Pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu juga harus memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Timur dan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Gersik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertosusila) serta Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain.
Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional. Proyek ini kelak diharapkan dapat mengukir sejarah baru dalam perkembangan transportasi di Indonesia karena untuk pertama kalinya dibangun jembatan yang menghubungkan antar dua pulau, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.
NOTE : Sejarah ini adalah sekelumit dari catatan perjalanan pembangunan Jembatan Suramadu yang telah kami dapatkan.(pada tahun 2005) Saat ini sedang dipersiapkan penyusunan sejarah lengkap pembangunan Jembatan Suramadu yang akan melibatkan semua unsur yang pernah terlibat, yang diharapkan rampung sebelum Jembatan ini selesai akhir 2008. Sumbang saran dan data-data sangat kami harapkan demi lengkapnya penulisan sejarah ini..
Kowloon Palace International Restaurant
RESTAURANT
Kowloon Palace International Restaurant menghadirkan berbagai Masakan - Masakan Eropa, Cina dan Asia dengan Koki terbaik kami khusus dari Hongkong.
Kami menyediakan dan menerima pesanan tempat untuk Pesta Perkawinan, Ulang Tahun dan Arisan dengan kapasitas sebesar ± 2000 orang.
Fasilitas yang tersedia lengkap, mulai dari Home Band Kowloon, MC, dan show Artis dari Negeri Tirai Bambu.
Dengan tata ruang Hall tanpa pilar dapat menampung sejumlah, ± 2000 orang dalam satu kesatuan ruangan, tentunya akan memberikan nuansa yang megah pada setiap acara dan resepsi Anda yang akan menjadi kenangan indah sepanjang masa.
Kowloon Palace selalu memberikan yang terbaik bagi Anda, di setiap kesempatan dan perayaan selalu disajikan show-show yang didatangkan secara special untuk menyambut suatu perayaan. Bintang-bintang mancanegara telah banyak mengakui kami sebagai tempat penyelanggaraan Show di Surabaya.
Untuk informasi lebih lanjut tentang acara dan paket Pesta, dapat menghubungi marketing kami atau melihat lebih jauh pada halaman berikutnya.
Selain tempat yang indah dan sudah tentu sajian masakan dari para Koki kami yang sangat special, silakan datang dan mencoba berbagai special menu kami. Kami juga menyediakan DimSum set pada pagi hari.
Hari Biasa :
Pagi 10.00 - 15.00 wib
Malam 18.00 - 22.30 wib
Hari Minggu / Besar / libur :
Pagi 08.00 - 15.00 wib
Malam 18.00 - 22.30 wib
Pasar Atom & Pasar Atom Mall
Pusat Perbelanjaan Pasar Atom Surabaya terletak dikawasan Surabaya Utara dengan luas tanah lebih dari 6 hektar. Lokasi yang dapat diakses dari empat arah jalan, yaitu: Jl. Bunguran, Waspada, Siaga dan Stasiun Kota menjadikan Pasar Atom sebuah pusat perbelanjaan yang strategis.
Pasar Atom merupakan pusat perbelanjaan dengan icon-iconnya yang khas menarik dimana para pengunjungnya tidak hanya datang untuk sekedar window shopping melainkan shopping buyer, dimana mereka datang untuk berbelanja. Tingkat kunjungan rata-rata setiap harinya adalah 20.000 sampai 30.000 orang per hari untuk weekday dan lebih dari 50.000 orang per hari untuk weekend. Hal yang menarik didalam berbelanja di Pasar Atom adalah seni tawar menawar antara pembeli dengan penjual pada saat transaksi karena mayoritas stand yang ada langsung dijaga oleh pemiliknya sendiri. Hal ini merupakan nilai tambah yang dimiliki Pasar Atom dibanding dengan pusat perbelanjaan lain di Surabaya.
Secara umum Pasar Atom terdiri dari 8 lantai bangunan dengan pembagian lantai 1 sampai dengan lantai 4 untuk pusat perbelanjaan dan lantai 5 sampai 8 untuk sarana parkir. Secara bangunan, Pasar Atom terdiri dari 5 tahap yaitu Tahap I, Tahap II, Tahap III, Tahap IV dan Tahap V yang dikembangkan lebih lanjut dengan adanya Pasar Atom Mall.
Banyaknya jumlah stand menjadikan Pasar Atom sebagai salah satu pusat perbelanjaan terlengkap. Hal ini dapat kita lihat dari jenis usaha yang sangat lengkap dan variatif. Mulai dari tekstil, emas, makanan, jajanan pasar, camilan, P&D, pakaian dewasa dan anak-anak, pakaian pesta, sepatu, pakaian dalam, penjahit, bed cover dan sprei, aksesories, mainan anak-anak dan fancy, souvenir, stationery, furniture, institusi perbankan, dan lain-laindapat ditemukan di Pusat Perbelanjaan Pasar Atom. Jika diuraikan lebih rinci adalah sebagai berikut:
Tahap I dipenuhi oleh pedagang tekstil, sepatu, P&D, pakaian anak, stationery, tailor.
Tahap II juga didominasi dengan jenis usaha yang hampir sama dengan tahap I, tetap tahap II mempunyai ciri khas tersendiri dimana di tahap ini dapat kita temui para penjahit yang dapat memperbaiki pakaian, sepatu dan tas. Ditambah lagi depot-depot makanan yang menjadi "jujugan" makanan khas Jawa Timur.
Tahap III lebih didominasi oleh para pedagang bunga dan segala pernak-perniknya, tas, emas, perhiasan, pakaian, dan di tahap ini terdapat kolam renang di lantai 5.
Tahap IV (Ruko) dipenuhi oleh pengusaha angkutan, toko mainan grosir, bank dan lain-lain.
Tahap V lebih banyak ditempati oleh boutique dan accessories, souvenir, serta supermarket dengan luas 1000 meter.
Sementara itu pada setiap pertemuan gedung, antara tahap I dan tahap III atau lebih dikenal dengan tahap I-III diisi dengan stand promosi dan pameran. Pertemuan antara tahap II dan tahap V yang diperuntukkan toko emas, pertemuan antara tahap III-IV untuk para penjual gorengan dan kue-kue basah, serta pertemuan antara tahap III-V untuk para penjual camilan ataupun jajanan khas Jawa Timur.
PT. Prosam Plano sebagai pengelola Pusat Perbelanjaan Pasar Atom Surabaya telah melakukan renovasi dan peremajaan secara menyeluruh. Penambahan fasilitas escalator, lift dan AC ditujukan untuk kenyamanan pengunjung setia Pasar Atom. Khusus lantai 3 dan 4, stand-stand telah dikelompokkan ulang sesuai jenis usaha (zoning system) sehingga semakin memudahkan pengunjung untuk berbelanja.Desain stand yang baru dan atraktif semakin menambah daya tarik para pengunjung Pasar Atom.
www.facebook.com/group. php?gid=97943639133&v=wall
Rabu, 02 Desember 2009
Masjid Ceng Ho
Masjid Ceng Ho
Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa), Surabaya.
Masjid Cheng Ho, atau juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho Indonesia, ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma).
Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.
Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam.
Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa. Yang kemudian Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri diatas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama. Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa).
Perpaduan Gaya Tiongkok dan Arab memang menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal, Jawa. Arsiteknya Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro.
Hitungan atau angka pada bangunan masjid semuanya punya makna. Misalnya, bangunan utama seluas 11 x 9 meter. Angka 11 sebagai ukuran Ka'bah pada awal pembangunannya dan angka 9 merupakan simbol Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa.
Masjid Cheng Ho memiliki kolom sederhana dan dinding dilapisi keramik bermotif batu bata. Di beberapa bagian dihadirkan ornamen horizontal berwarna hijau tua dan biru muda. Pewarnaan itu diulang juga pada bentukan kuda-kuda yang dibiarkan telanjang pada bagian interior.
Ada juga bukaan lengkung pada dinding, ciri khas arsitektur India dan Arab. Pada bagian dalam masjid, terdapat podium. Di Tiongkok, podium ini dimaksudkan guna menghindari kelembapan. Podium Masjid Cheng Ho dibagi dua, tinggi dan rendah. Podium yang lebih tinggi terletak pada bangunan utama. Sedangkan yang rendah berada di sayap kanan dan kiri bagian utama masjid.
Masjid Cheng Ho mulai dibangun pada 10 Maret 2002 dan rampung serta diresmikan pada 13 Okrtober 2002, menghabiskan Rp 700 juta. Ukurannya sekitar 200 meter persegi dan hanya mampu menampung 200 jamaah. Masjid ini dikelola PITI Korwil Jawa Timur dan Yayasan Haji Muhammad
Cheng Ho Indonesia.
sumber :
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2005-11/msg00064.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Cheng_Ho
Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa), Surabaya.
Masjid Cheng Ho, atau juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho Indonesia, ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma).
Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.
Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam.
Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa. Yang kemudian Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri diatas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama. Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa).
Perpaduan Gaya Tiongkok dan Arab memang menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal, Jawa. Arsiteknya Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro.
Hitungan atau angka pada bangunan masjid semuanya punya makna. Misalnya, bangunan utama seluas 11 x 9 meter. Angka 11 sebagai ukuran Ka'bah pada awal pembangunannya dan angka 9 merupakan simbol Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa.
Masjid Cheng Ho memiliki kolom sederhana dan dinding dilapisi keramik bermotif batu bata. Di beberapa bagian dihadirkan ornamen horizontal berwarna hijau tua dan biru muda. Pewarnaan itu diulang juga pada bentukan kuda-kuda yang dibiarkan telanjang pada bagian interior.
Ada juga bukaan lengkung pada dinding, ciri khas arsitektur India dan Arab. Pada bagian dalam masjid, terdapat podium. Di Tiongkok, podium ini dimaksudkan guna menghindari kelembapan. Podium Masjid Cheng Ho dibagi dua, tinggi dan rendah. Podium yang lebih tinggi terletak pada bangunan utama. Sedangkan yang rendah berada di sayap kanan dan kiri bagian utama masjid.
Masjid Cheng Ho mulai dibangun pada 10 Maret 2002 dan rampung serta diresmikan pada 13 Okrtober 2002, menghabiskan Rp 700 juta. Ukurannya sekitar 200 meter persegi dan hanya mampu menampung 200 jamaah. Masjid ini dikelola PITI Korwil Jawa Timur dan Yayasan Haji Muhammad
Cheng Ho Indonesia.
sumber :
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2005-11/msg00064.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Cheng_Ho
Hotel Majapahit
Hotel Majapahit a.k.a Hotel Oranje
Jalan Tunjungan 65 Surabaya
Hotel bintang lima bercat putih ini ketika dibangun tahun 1910 itu sebenarnya bercat oranye, warna kebangaan kerajaan Belanda. Karena warna catnya itulah hotel ini kemudian dinamakan Hotel Oranje.
Orang umum hanya mengenal hotel di Jalan Tunjungan No 65 ini karena peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda pada tanggal 19 September 1945. kejadian paling heroik di masa revolusi itu terjadi di menara depan bagian utara, namun sayang menara ini kadang luput dari perhatian saat melewati Jalan Tunjungan.
Kamar yang paling bersejarah adalah kamar Merdeka di nomor 33 dan kamar Sarkies nomor 44. Kamar Merdeka adalah kamar yang ditempati Mr W.V.Ch Ploegman saat terjadi perobekan bendera Belanda.
Ploegman adalah agitator yang mengumpulkan sejumlah orang Belanda untuk rapat di kamar ini, kemudian esok harinya pada 19 September 1945 mengibarkan bendera Beloanda yang menjadi sumber masalah. Ploegman akhirnya tewas dicekik di pinggir menara depan setelah menambah Sidik, pemuda perobek bendara.
Ada lagi sebuah kamar paling besar yang dinamakan kamar Sarkies, Sebenarnya tidak pentas dfisebut kamar wujudnya seperti rumah mewah di tengah halaman rumput. Isi kamarnya seperti sebuah rumah. Inilah kamar legendaris yang tempat keluarga Sarkies, pendiri Hotel Oranje setiap kali datang. Sekarang kamar ini menjadi langganan presiden atau orang top luar negeri.
Ketika dibangun sekitar 100 tahun silam, tampak muka hotel ini tidak seperti sekarang. Bangunan paling depan sekaligus menjadi sentral komplkes bangunan ini adalah ballroom. terasnya menjadi lobi. Ada dua menara kubah di kanan kiri teras.
Halaman hotel itu begitu luas, apalagi jalan Tunjungan masih belum selebar sekarang. Ada air mancur di tengah halaman yang menjadi taman. Dibangun pula deretan pohon palem di bagian depan pinggir jalan. Sementara komposisi kamar kamarnya tidak ada yang berubah berubah.
beruntung Surabaya memiliki hotel ini, karena Gedung ini menyimpan obsesi pemiliknya menjadi serba yang terbaik. Pendirinya adalah seorang imigran Yahudi berdarah Armenia, bernama Lucas Martin Sarkies (1852-1912), Dia memimpikan berdiri sebuah hotel yang paling mewah di Hindia Belanda mengungguli Hotel Des Indies yang tersohor di Batavia atau hotel Hotel Preanger yang berdiri sejak tahun 1880 di Bandoeng.
Sebagai raja hotel di timur, Serkies merasa belum lengkap jika tidak memiliki hotel mewah di Hindia Belanda. Padahal pada 1911, dia sukses mendirikan hotel bertingkat pertama di Hindia di tengah tengah perkebunan teh di Lawang Malang. Hotel yang kelak bernama Hotel Niagara dianggap kurang mewah.
Untuk sebuah hotel supermawahnya, Sarkies khusus mengudang arsitek J Afprey, arsitek paling tersohor di luar Surabaya saat itu. Dia diminta merancang bangunan hotel paling mewah dengan arsitektur paling modern dan bahan bangunan paling mahal, sehingga mirip saudara tuanya di Singapura yaitu Raffles Hotel yang didirikan Sarkies pada 1887.
Sang Arsitek merancang bangunannya mirip Raffles Hotel dengan membuat taman di tengah dan membangun kamar kamar yang dibatasiu koridor menghadap taman. koridor itu berfungsi agar udara tropis bebas masuk untuk menghalau gerah.
Sarkies memilih sebidang tanah luas di darah pengembangan Soerabaia akhir abad 18, jalan tunjungan yang saat itu menjadi primadona karena menjadi pusat bisnis baru. Batu pertama pembangunan hotel paling bergengsi itu diletakkan sendiri oleh putra Martin Sarkies yaitu Eugène Lucas Sarkies. Cukup setahun membangun hotel ini bangunan itu resmi beroperasi pada tahun 1911 dengan nama Hotel Oranje.
setalh obsesinya terjawab, Sarkies senior setahun kemudian wafat. Sarkies adalah raja hotel di Asia. selain Raffles Hotel di Singapura yang paling tersohor hingga kini, dia sempat membangun The Strand Hotel di Myanmar pada 1901, The Eastern Hotel pada 1884 dan Oriental Hotel di Penang Malaysia pada 1885, termasuk Hotel Niagara di Lawang, Malang.
Hotel ini langsung menjadi primadona, namun belakangan hotel ini model bangunan dianggap ketinggalan zaman ketika di hindia belanda sedang gandrung langgam arsitektur art deco yang simpel. Sehingga pada 1935, atau saat ulang tahun ke 24 Hotel Oranje pengelola merenovasi hotel ini agar bangunannya tidak dicibir.
sang Sarkies junior bahkan mendatangkan Arsitek paling terkenal di Hindia, Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949), untuk merenovasi hotel kuno ini tidak ketinggalan zaman. Namun Schoemaker ternyata tidak merobak total. Dia berhasil memadukan arsitektur sebelumnya dengan bangunan baru di halaman. Hanya dua menara di kanan kiri ballroom itu terpaksa dipenggal, alasannya soal estetika agar wujudnya tidak mengalahkan menara kotak di bangunannya bagian depan.
Perluasan ini berhasil dan menjadikan wajah depan hotel itu seperti sekarang. namun wajah bagian belakang tidak diutak atik sama sekali. Begitu puasnya Sarkies junior mengadakan perhelatan pembukaan lagi atau relaunching Hotel Oranje pada 1936. Perhelatan dihadiri oleh aktor film bisu Inggris Charles Chaplin (1899-1979) bersama calon istri Paulette Goddard (1910-1990).
Saat itu Hotel ini semakin lengkap karena Toko es krim Hoen Kwee dan toko buku Van Dorp menjadi salah satu pengisi ruangan di lobi baru ini. dua toko bermerek pada zamannya.
Namun kemewahan hotel ini sempat tenggelam oleh perang. Pada 1942, Hotel ini sempat tidak terurus. Jepang mengusir keluarga Sarkies dan mengganti nama hotel ini menjadi Yamato Hoteru. Hotel yang berubah menjadi barak militer dan kamp tahanan untuk perempuan dan anak.
Ketika revolusi 1945, gedung ini kembali menjadi Hotel sekaligus tempat palang merah internasional. namun tetap saja suasananya seperti barak. Ketika perang 1945 meletus, bahkan dari atap gedung ini menjadi lokasi pejuang berjibaku. Pada 1945-1949 hotel ini menjadi markas pusat rehabilitasi korban perang atau Rehabilitation of Allied Prisioners of War and Internees.
Baru pada 1950-an hotel ini dinasionalisasikan dan berubah nama menjadi Hotel Majapahit. Semua manajemennya orang Indonesia. Namun sejak saat itu hotel ini tidak lagi bergengsi. Tanpa embel-embel bintang dan jauh dari suasana mewah Baru pada Tahun 1996 jaringan hotel internasional grup Mandarin Oriental melirik hotel ini. Saat itu hotel ini direstorasi, mengembalikan seluruh isi hotel menjadi asli. Semua fasilitas bitang lima dipenuhi.
Parkir diperluas di bagian samping, aula 450 orang melengkapi balroom unik di bagian depan, toko bakery Delia, salon, bar dan restoran eroasia Indigo dan restoran seafood Sarkies didirikan. Ada pula bar Palem di pinggir kolam renang, ada ruang the teh lounge dengan live musik dan jaringan internet tanpa kabel di bagian tengah lobi. Juga bisa ditemukan sauna, pijat, jakusi, termasuk lapangan tenis, spa, gym, serta pusat kebugaran.
Namun mulai 2002, jaringan Mandarin Oriental meninggalkan hotel ini. Dan sejak saat itu bangunan bersejarah ini kembali menyandang nama Hotel Majapahit dengan manajemen layaknya Mandarin Oriental.
Namun kemewahan itu masih terasa hingga sekarang. Makanya jangan lewatkan hotel menawan ini, tidak perlu menginap untuk sekadar mengguminya.
sumber : sawoong.com/index.../Sisa-Kemewahan-Abad-Lalu-Hotel-Orenje.html
Jalan Tunjungan 65 Surabaya
Hotel bintang lima bercat putih ini ketika dibangun tahun 1910 itu sebenarnya bercat oranye, warna kebangaan kerajaan Belanda. Karena warna catnya itulah hotel ini kemudian dinamakan Hotel Oranje.
Orang umum hanya mengenal hotel di Jalan Tunjungan No 65 ini karena peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda pada tanggal 19 September 1945. kejadian paling heroik di masa revolusi itu terjadi di menara depan bagian utara, namun sayang menara ini kadang luput dari perhatian saat melewati Jalan Tunjungan.
Kamar yang paling bersejarah adalah kamar Merdeka di nomor 33 dan kamar Sarkies nomor 44. Kamar Merdeka adalah kamar yang ditempati Mr W.V.Ch Ploegman saat terjadi perobekan bendera Belanda.
Ploegman adalah agitator yang mengumpulkan sejumlah orang Belanda untuk rapat di kamar ini, kemudian esok harinya pada 19 September 1945 mengibarkan bendera Beloanda yang menjadi sumber masalah. Ploegman akhirnya tewas dicekik di pinggir menara depan setelah menambah Sidik, pemuda perobek bendara.
Ada lagi sebuah kamar paling besar yang dinamakan kamar Sarkies, Sebenarnya tidak pentas dfisebut kamar wujudnya seperti rumah mewah di tengah halaman rumput. Isi kamarnya seperti sebuah rumah. Inilah kamar legendaris yang tempat keluarga Sarkies, pendiri Hotel Oranje setiap kali datang. Sekarang kamar ini menjadi langganan presiden atau orang top luar negeri.
Ketika dibangun sekitar 100 tahun silam, tampak muka hotel ini tidak seperti sekarang. Bangunan paling depan sekaligus menjadi sentral komplkes bangunan ini adalah ballroom. terasnya menjadi lobi. Ada dua menara kubah di kanan kiri teras.
Halaman hotel itu begitu luas, apalagi jalan Tunjungan masih belum selebar sekarang. Ada air mancur di tengah halaman yang menjadi taman. Dibangun pula deretan pohon palem di bagian depan pinggir jalan. Sementara komposisi kamar kamarnya tidak ada yang berubah berubah.
beruntung Surabaya memiliki hotel ini, karena Gedung ini menyimpan obsesi pemiliknya menjadi serba yang terbaik. Pendirinya adalah seorang imigran Yahudi berdarah Armenia, bernama Lucas Martin Sarkies (1852-1912), Dia memimpikan berdiri sebuah hotel yang paling mewah di Hindia Belanda mengungguli Hotel Des Indies yang tersohor di Batavia atau hotel Hotel Preanger yang berdiri sejak tahun 1880 di Bandoeng.
Sebagai raja hotel di timur, Serkies merasa belum lengkap jika tidak memiliki hotel mewah di Hindia Belanda. Padahal pada 1911, dia sukses mendirikan hotel bertingkat pertama di Hindia di tengah tengah perkebunan teh di Lawang Malang. Hotel yang kelak bernama Hotel Niagara dianggap kurang mewah.
Untuk sebuah hotel supermawahnya, Sarkies khusus mengudang arsitek J Afprey, arsitek paling tersohor di luar Surabaya saat itu. Dia diminta merancang bangunan hotel paling mewah dengan arsitektur paling modern dan bahan bangunan paling mahal, sehingga mirip saudara tuanya di Singapura yaitu Raffles Hotel yang didirikan Sarkies pada 1887.
Sang Arsitek merancang bangunannya mirip Raffles Hotel dengan membuat taman di tengah dan membangun kamar kamar yang dibatasiu koridor menghadap taman. koridor itu berfungsi agar udara tropis bebas masuk untuk menghalau gerah.
Sarkies memilih sebidang tanah luas di darah pengembangan Soerabaia akhir abad 18, jalan tunjungan yang saat itu menjadi primadona karena menjadi pusat bisnis baru. Batu pertama pembangunan hotel paling bergengsi itu diletakkan sendiri oleh putra Martin Sarkies yaitu Eugène Lucas Sarkies. Cukup setahun membangun hotel ini bangunan itu resmi beroperasi pada tahun 1911 dengan nama Hotel Oranje.
setalh obsesinya terjawab, Sarkies senior setahun kemudian wafat. Sarkies adalah raja hotel di Asia. selain Raffles Hotel di Singapura yang paling tersohor hingga kini, dia sempat membangun The Strand Hotel di Myanmar pada 1901, The Eastern Hotel pada 1884 dan Oriental Hotel di Penang Malaysia pada 1885, termasuk Hotel Niagara di Lawang, Malang.
Hotel ini langsung menjadi primadona, namun belakangan hotel ini model bangunan dianggap ketinggalan zaman ketika di hindia belanda sedang gandrung langgam arsitektur art deco yang simpel. Sehingga pada 1935, atau saat ulang tahun ke 24 Hotel Oranje pengelola merenovasi hotel ini agar bangunannya tidak dicibir.
sang Sarkies junior bahkan mendatangkan Arsitek paling terkenal di Hindia, Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949), untuk merenovasi hotel kuno ini tidak ketinggalan zaman. Namun Schoemaker ternyata tidak merobak total. Dia berhasil memadukan arsitektur sebelumnya dengan bangunan baru di halaman. Hanya dua menara di kanan kiri ballroom itu terpaksa dipenggal, alasannya soal estetika agar wujudnya tidak mengalahkan menara kotak di bangunannya bagian depan.
Perluasan ini berhasil dan menjadikan wajah depan hotel itu seperti sekarang. namun wajah bagian belakang tidak diutak atik sama sekali. Begitu puasnya Sarkies junior mengadakan perhelatan pembukaan lagi atau relaunching Hotel Oranje pada 1936. Perhelatan dihadiri oleh aktor film bisu Inggris Charles Chaplin (1899-1979) bersama calon istri Paulette Goddard (1910-1990).
Saat itu Hotel ini semakin lengkap karena Toko es krim Hoen Kwee dan toko buku Van Dorp menjadi salah satu pengisi ruangan di lobi baru ini. dua toko bermerek pada zamannya.
Namun kemewahan hotel ini sempat tenggelam oleh perang. Pada 1942, Hotel ini sempat tidak terurus. Jepang mengusir keluarga Sarkies dan mengganti nama hotel ini menjadi Yamato Hoteru. Hotel yang berubah menjadi barak militer dan kamp tahanan untuk perempuan dan anak.
Ketika revolusi 1945, gedung ini kembali menjadi Hotel sekaligus tempat palang merah internasional. namun tetap saja suasananya seperti barak. Ketika perang 1945 meletus, bahkan dari atap gedung ini menjadi lokasi pejuang berjibaku. Pada 1945-1949 hotel ini menjadi markas pusat rehabilitasi korban perang atau Rehabilitation of Allied Prisioners of War and Internees.
Baru pada 1950-an hotel ini dinasionalisasikan dan berubah nama menjadi Hotel Majapahit. Semua manajemennya orang Indonesia. Namun sejak saat itu hotel ini tidak lagi bergengsi. Tanpa embel-embel bintang dan jauh dari suasana mewah Baru pada Tahun 1996 jaringan hotel internasional grup Mandarin Oriental melirik hotel ini. Saat itu hotel ini direstorasi, mengembalikan seluruh isi hotel menjadi asli. Semua fasilitas bitang lima dipenuhi.
Parkir diperluas di bagian samping, aula 450 orang melengkapi balroom unik di bagian depan, toko bakery Delia, salon, bar dan restoran eroasia Indigo dan restoran seafood Sarkies didirikan. Ada pula bar Palem di pinggir kolam renang, ada ruang the teh lounge dengan live musik dan jaringan internet tanpa kabel di bagian tengah lobi. Juga bisa ditemukan sauna, pijat, jakusi, termasuk lapangan tenis, spa, gym, serta pusat kebugaran.
Namun mulai 2002, jaringan Mandarin Oriental meninggalkan hotel ini. Dan sejak saat itu bangunan bersejarah ini kembali menyandang nama Hotel Majapahit dengan manajemen layaknya Mandarin Oriental.
Namun kemewahan itu masih terasa hingga sekarang. Makanya jangan lewatkan hotel menawan ini, tidak perlu menginap untuk sekadar mengguminya.
sumber : sawoong.com/index.../Sisa-Kemewahan-Abad-Lalu-Hotel-Orenje.html
Langganan:
Postingan (Atom)